Mengenai Saya

Welcome my friend ...

The place of sharing knowledge and insight for the progress of us all ...

Kamis, 28 Oktober 2010

Solutions to Car Parking Problems in Large Shopping Malls: Developing a Framework for Management

Solutions to Car Parking Problems in Large Shopping Malls:
Developing a Framework for Management
by
Ho Phooi Wai

Submitted to the Department of Transportation and Logistics in Partial Fulfillment of the
requirements for the Degree of Master of Science in Transportation and Logistics
Abstract

The attraction of large shopping malls and the increased use of cars in the Klang Valley have lead to parking issues and concerns at shopping malls’ car parks. Due to various behavior and desires of both shopping mall operators and visitors, car parking problems arise from the moment before visitors enter the car park until after they leave the car park. These car parking problems ranges from user behavior, space utilization, variable and peak demand, engineering design and planning, pricing and parking charges, revenue collection, traffic management, security and safety to environmental and regulatory issues. Based on these car parking problems, this thesis illustrates how an efficient car park can be operated and managed through solutions tackling a whole range of issues, including parking charges, car park operation and management, car parking system equipment and security in the car park. Given the wide range of solutions to the car parking problems, shopping mall operators and car parking management faces a challenge to choose the right solution. Based on the 3 criteria, namely revenue collection capability, operational effectiveness and affordability, a solution framework is developed to assist operators and management to make decision in choosing a solution. Besides the solution framework, utilizing the complex system representation is also another dimension to assist in decision making. With the complex system representation, shopping mall operators and management can make better decisions in choosing solutions to car parking problems. These two frameworks can assist shopping mall operators and car parking management to solve car parking problems in large shopping malls.

source :

Electronic Road Pricing (ERP) ... Bagaimana u/ di Surabaya

Kebijakan Road Pricing Untuk Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas

Oleh: Prasetyo Hatmodjo



Bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya, kemacetan lalu lintas adalah problem rutin, yang sudah dianggap sebagai bagian dari dinamika kehidupan sehari-hari. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah putus asa, sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk menyiasati kemacetan lalu lintas yang sangat merepotkan tersebut. Sebenarnya, secara ekonomi maupun finansial, kerugian akibat kemacetan ini sangat besar, namun tidak banyak orang yang menyadarinya,
karena kecuali waktu tempuh yang semakin panjang, bentuk-bentuk kerugian yang lain (seperti pemborosan bahan bakar, peningkatan polusi, peningkatan kecelakaan, kelelahan mental dan fisik, peningkatan gangguan kesehatan, dsb) pada umumnya tidak dirasakan secara langsung.

Sebagai gambaran kasar, besarnya kerugian finansial akibat pemborosan bahan bakar adalah sebagai berikut: data statistik jumlah kendaraan di DKI Jakarta pada tahun 2005 adalah sekitar 7,2 juta unit (Jakarta Dalam Angka, 2006), tidak termasuk kendaraan yang masuk dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Dari jumlah tersebut, kalau diambil gampangnya, 4 juta saja yang beroperasi, dengan asumsi setiap unit kendaraan memboroskan 0,5 liter bahan bakar (setara premium) per hari akibat kemacetan, maka total pemborosan adalah sebesar 2 juta liter/hari atau sama dengan 2 juta x Rp. 4.500,- sama dengan Rp. 9 Milyar per hari, atau sekitar Rp. 3,2 Triliun per tahun. Ini baru kerugian langsung akibat pemborosan bahan bakar (dengan harga yang disubsidi), belum termasuk kerugian akibat keausan mesin, rem dan kopling secara sia-sia. Kerugian ini akan bertambah besar apabila kita menghitung penurunan produktivitas (manusia dan kendaraan), peningkatan polusi, peningkatan biaya kesehatan akibat polusi, peningkatan waktu tempuh yang berdampak pada kegagalan ikut tender, penurunan kualitas barang-barang peka waktu (sayur, buah, telor, dsb), kegagalan transaksi, dsb. 


Problem penurunan produktivitas paling terasa bagi angkutan umum seperti angkot, bus dan taksi. Misal dalam kondisi
lancar, bus dapat menempuh 6 trip per hari, tetapi karena macet hanya bisa 4 trip, hal ini berarti bahwa produktivitas bus
telah menurun sebesar 30%. Hal yang sama juga dialami oleh taksi, misal pada waktu lancar bisa menempuh 300 km
per hari, tetapi karena macet hanya mampu menempuh 200 km per hari, maka taksi tersebut juga mengalami penurunan
produktivitas sebesar 30%. 



Secara teori, kemacetan disebabkan oleh tingkat kebutuhan perjalanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas
yang tersedia. Berdasarkan teori tersebut, maka solusinya adalah mengurangi jumlah kendaraan yang lewat, atau
meningkatkan kapasitas, baik kapasitas ruas maupun kapasitas persimpangan. Pertanyaannya kemudian, kalau teorinya
begitu mudah, mengapa pelaksanaannya begitu sulit, mengapa sampai saat ini kemacetan lalu lintas tidak bisa diatasi?
Teorinya memang mudah, tetapi persoalan-persoalan yang terkait ternyata sangat banyak, seperti disiplin lalu lintas,
penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dsb, sehingga persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun
solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas. 
contoh penerapan di Kota Singapura ...



sumber :

Rabu, 27 Oktober 2010

Dr Barlin Hadi Kesuma MPd Med .. Guru Abdi Luar Biasa ...


Jawa Pos 28102010

Subhanallah…. Ada Sungai dalam Laut..!

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Subhanallah! :

(QS Fushshilat : 53) = (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidakditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)


Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.
( Nb: Menjadi Mualaf atau tidaknya Mr.Costeau …Wallahu a’lam )
Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.
NB :
1. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Mr.Costeau
2.Foto2 diatas diambil oleh seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin
Sumber Referensi :
1. Dari Ebook :
BUKTI KEBENARAN QURAN
AL-REHAILI, Abdullah M.
Bukti Kebenaran Quran / oleh Abdullah M. al-Rehaili. – Yogyakarta: Tajidu Press, 2003
160 hlm.
ISBN 979-3I89-01-8
Hak Cipta 2003 pada © Abdullah M. al-Rehaili
Judul Asli: This is The Truth, Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic Hadeeth (Wolrd Supreme Council for Mosques Affairs Commission on Scientific Sign of Qur’an and Sunnah at Muslim World League Makkah al­Mukarramah and Alharamain Islamic Poundation, Third Edition, Riyadh, 1999)
2.http://www.cenoteangelita.com/cenote_info.htm
3. Dari Berbagai  Sumber…


sumber : http://ivandrio.wordpress.com/2010/03/07/subhanallah-ada-sungai-dalam-laut/

Dusun Mbah Maridjan Porak-poranda

GB
Sebagian sapi-sapi dalam keadaan sekarat. Sekujur tubuh sapi-sapi itu sudah melepuh. afp/clara prima
 
sumber : http://foto.detik.com/readfoto/2010/10/27/113333/1476377/157/4/

Selasa, 26 Oktober 2010

Mbah Marijan Sang Penjaga Gunung Merapi telah Tiada ....

GB
"Mbah Marijan Semelekethe". Pria yang bernama asli Raden Ngabehi Suraksohargo ini tidak mau difoto. Wajahnya bisa ditemukan pada lukisan dengan latar belakang Gunung Merapi.
 
 
sumber : http://foto.detik.com/readfoto/2007/12/26/173140/871066/157/1/