Mengenai Saya

Welcome my friend ...

The place of sharing knowledge and insight for the progress of us all ...

Rabu, 04 Mei 2011

PERUT KEMBUNG BISA JADI TANDA AWAL TERKENA PENYAKIT JANTUNG



Setiap orang mungkin pernah mengalami perut kembung. Sungguh tak nyaman, apalagi kalau ditambah nyeri di pencernaan, karena bisa mengganggu aktivitas. Meski begitu, banyak orang cenderung cuek dan menilainya ringan. Perut kembung memang tidak
berbahaya, tapi bisa juga menjadi tanda penyakit serius.
Menurut Dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FASE, internis dan kardiologis dari RS Pusat Pertamina, Jakarta, perut kembung merupakan bagian dari penyakit dyspepsia atauindigestion (gangguan pencernaan). Dyspepsia ini menyerang usus dan mengindikasikan abnormalitas dalam sistem pencernaan.
Ada tiga faktor penyebab perut kembung. Pertama, makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang bisa menimbulkan gas berlebihan di tubuh seperti sayuran berwarna putih, contohnya kol dan sawi. Bila kita terlalu sering mengonsumsinya, perut akan dipenuhi gas.
Cokelat, keju, dan makanan berlemak lain juga bisa membuat perut kembung. Lemak menghambat pengosongan makanan di perut dan bikin kita terus merasa kenyang. "Kembung akibat makanan berlemak biasanya terasa di perut bagian bawah pusar," katanya.
Sebaliknya, perut bagian atas, di dekat ulu hati, jadi kembung bila kita minum soda terlalu banyak. Konsumsi minuman bersoda ketika perut lapar atau kosong juga bisa menyebabkan kembung. Meski demikian, kembung karena makanan dan minuman umumnya bersifat sementara dan bukan masalah serius.
Ada bisul atau infeksi
Faktor lain penyebab kembung adalah situasi dalam lambung, misalnya kerja lambung yang lambat, kontraktilitas lambung yang melambat, atau pengosongan lambung yang melambat.
"Kontraktilitas yang melambat ini dapat terjadi karena kurang berolahraga, sehingga metabolisme dalam tubuh, khususnya lambung, tidak bekerja secara efektif," ungkap Dr. Djoko.
Bisa juga ada tukak, infeksi, atau bisul di lambung. Bisul atau infeksi itu karena erosi lambung. Artinya, ada penipisan pada lambung karena obat-obatan seperti antirematik. "Obat-obatan jenis ini menipiskan lambung dan menimbuikan luka atau infeksi," tuturnya.
Faktor ketiga adalah situasi enzim di lambung. Enzim bertugas menghancurkan makanan yang masuk ke lambung. Bila keasaman lambung dan jumlah enzim pencerna berkurang, makanan tidak dapat dihancurkan secara maksimal.
Penyakit perut kembung sebenarnya dapat hilang sendiri. Caranya, kurangi konsumsi makanan yang mengandung gas seperti kol atau sawi dan masak makanan sampai matang.
Makanan yang tidak matang akan menghambat proses penghancuran di lambung. Namun, jika rasa kembung tidak hilang, dianjurkan untuk ke dokter karena mungkin saja itu tanda penyakit.
Tanda jantungan
Perut juga sering terasa kembung bila kita sedang tidak enak badan, misalnya saat masuk angin. Badan lemas dan perut bertalu-talu seperti gendang saat ditepuk adalah salah satu gejalanya. Tidak heran, kita kerap menyamakan masuk angin dengan perut kembung.
Perut kembung memang bisa terjadi bila kita masuk angin. Namun, bukan berarti masuk angin selalu ditandai oleh perut kembung.
Definisi orang tentang masuk angin berbeda-beda. Kalau udara benar-benar masuk ke tubuh, sehingga menyebabkan gas berlebihan di dalam lambung, itulah perut kembung karena masuk angin. Sebaliknya, bilabadan pegal karena masuk angin, belum tentu perut ikut kembung. Kembung terjadi bila terlalu banyak gas di dalam tubuh.
Bila kita sering "berhadapan" dengan angin, seperti mengendarai motor terus-menerus, perut berisiko jadi kembung. "Kita jadi cepat kenyang meski baru makan sedikit. Nafsu makan berkurang, dan kita sering bersendawa," katanya.
Menurut Dr. Djoko, perut kembung kadang bukan disebabkan masuk angin. Hal ini yang harus diperhatikan oleh mereka yang terlalu sering mengalami perut kembung.
Perut kembung bisa menjadi tanda kelainan jantung yang mengenai pembuluh darah LAD (Left Antirior Dicending). Kelainan ini dapat menimbulkan serangan jantung yang fatal dan berujung kematian tiba-tiba (sudden death).
"Pembuluh darah LAD jalannya searah menuju ke lambung. Jika jantung mengalami kelainan, lambung akan terasa sakit, tapi bukan maag," tutur dokter kelahiran Surabaya ini.
Di Indonesia, diperkirakan 25 persen orang yang mengalami perut kembung yang dikira masuk angin ternyata terkait penyakit jantung. Masuk angin yang menjadi pertanda penyakit jantung biasanya diikuti keringat dingin berlebih dan denyut nadi cepat, lebih dari 90 per menit.
Karena itu, jangan sepelekan perut kembung. Bisa saja itu gejala penyakit jantung.
Tip Cegah Perut Kembung
Untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat gas dalam perut, coba lakukan:
  • Identifikasi dan hindari jenis makanan yang paling sering bikin perut kembung, seperti kol, aprikot, pisang, bawang merah, brokoli, lobak merah, plum dan produk jusnya, makanan pedas, soda, bir dan minuman berkarbonasi, juga es krim dan es soda susu.
  • Kurangi makanan berlemak dan goreng-gorengan. Lemak menghambat pengosongan perut dan meningkatkan sensasi rasa kenyang dan kembung.
  • Secara berkala, kurangi makanan berserat tinggi. Lalu tambahkan jumlahnya secara bertahap jugadari minggu ke minggu. Jika Anda mengonsumsi suplemen serat, cobalah kurangi jumlahnya dan naikkan dosisnya secara bertahap. Pastikan minum 10 gelas air per hari jika Anda mengonsumsi suplemen serat.
  • Kurangi konsumsi produk susu. Pilih produk susu rendah laktosa (gula susu), seperti yoghurt.
  • Konsumsi obat pencernaan yang dijual bebas, misalnya yang dapat membantu mengurangi jumlah produksi gas.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering.
  • Makan pelan-pelan, kunyah secara baik, baru ditelan.
  • Jangan makan saat gelisah, kecewa, atau saat berlari. Cobalah makan saat santai. Makan saat stres dapat memengaruhi pencernaan.
  • Konsumsilah kapsul acidophilus atau bentuk cairan. Jika gejala perut kembung yang Anda alami akibat konsumsi antibiotik, kemungkinan Anda butuh kapsul atau cairan acidophilus untuk meredakannya. Suplemen ini akan membantu menggantikan bakteri usus halus yang menguntungkan, yang telah dimusnahkan antibiotik.
  • Minum secangkir teh pepermin. Minyak pepermin mengandung mentol yang akan meringankan keluhan nyeri lambung akibat produksi gas berlebih.
  • Cobalah simethicone. Jangan ragu mencari obat bebas yang mengandung simethicone. Simethicone membantu memecah gelembung-gelembung gas yang menyebabkan keluhan perut kembung.
Waspadai IBS
Perut kembung bisa jadi tanda irritable bowel syndrome (IBS) atau sindroma buang air besar. IBS termasuk dalam kelompok functional gastrointestinal disorders (gangguan fungsional saluran pencernaan) atau functional motility disorders (gangguan fungsional pergerakan usus).
"Penyakit ini merupakan sekumpulan gejala akibat gangguan fungsional saluran pencernaan, tapi tidak terdapat kelainan organik di sana," ungkap Dr. Djoko ketika ditemui di Jakarta Eye Center.
Kelompok gejala pada IBS berupa nyeri, perut kembung, dan gangguan buang air besar. IBS terbilang tidak mudah didiagnosis. "Diagnosisnya seringkali didasarkan pada kriteria eksklusi, yaitu ditegakkan setelah menyingkirkan semua kemungkinan adanya penyakit organik saluran pencernaan lain," ujarnya.
Berdasarkan perubahan pola buang air besar dan bentuk tinja, IBS dapat dikelompokkan dalam tiga subtipe, yakni IBS diare, IBS konstipasi, dan IBS alternating atau berganti-ganti. Pada IBS diare, pola BAB lebih dari tigakali sehari. Bentuk tinja lembek atau cair.
Diare dapat dicetuskan oleh makanan atau minuman kaya gula fruktosa atau sorbitol, minuman beralkohol, serta susu dan produk olahannya. Minum kopi berlebihan juga dapat merangsang lambung.
Pada IBS konstipasi terjadi sembelit dengan pola BAB kurang dari tiga kali seminggu dan tinja keras. Kebiasaan melewatkan sarapan, apalagi makan tanpa sayur atau buah, dapat memicu sembelit. Karena itu, pasien sembelit dianjurkan menambah asupan serat.
"Kalau IBS Alternating gejalanya terjadi diare dan konstipasi secara bergantian dari waktu ke waktu," ujarnya.
Pada sebagian pasien, makan mengakibatkan nyeri perut atau rasa kebelet BAB. Hal ini sebenarnya merupakan fenomena fisiologi gerakan usus normal setelah makan.
"Hanya karena usus lebih sensitif, reaksinya agak berlebihan. Karena itu, makanan yang terlalu berlemak sebaiknya dihindari untuk mengurangi gejala ini," katanya.
Penyebab IBS belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor diperkirakan ikut berperan, seperti gangguan fungsi usus, toleransi pola makan, dan persarafan usus. Penanganan biasanya dilakukan dengan obat maupun terapi non-obat.
Sumber: Senior

PERUT KEMBUNG BISA JADI TANDA AWAL TERKENA PENYAKIT JANTUNG



Setiap orang mungkin pernah mengalami perut kembung. Sungguh tak nyaman, apalagi kalau ditambah nyeri di pencernaan, karena bisa mengganggu aktivitas. Meski begitu, banyak orang cenderung cuek dan menilainya ringan. Perut kembung memang tidak
berbahaya, tapi bisa juga menjadi tanda penyakit serius.
Menurut Dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FASE, internis dan kardiologis dari RS Pusat Pertamina, Jakarta, perut kembung merupakan bagian dari penyakit dyspepsia atauindigestion (gangguan pencernaan). Dyspepsia ini menyerang usus dan mengindikasikan abnormalitas dalam sistem pencernaan.
Ada tiga faktor penyebab perut kembung. Pertama, makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang bisa menimbulkan gas berlebihan di tubuh seperti sayuran berwarna putih, contohnya kol dan sawi. Bila kita terlalu sering mengonsumsinya, perut akan dipenuhi gas.
Cokelat, keju, dan makanan berlemak lain juga bisa membuat perut kembung. Lemak menghambat pengosongan makanan di perut dan bikin kita terus merasa kenyang. "Kembung akibat makanan berlemak biasanya terasa di perut bagian bawah pusar," katanya.
Sebaliknya, perut bagian atas, di dekat ulu hati, jadi kembung bila kita minum soda terlalu banyak. Konsumsi minuman bersoda ketika perut lapar atau kosong juga bisa menyebabkan kembung. Meski demikian, kembung karena makanan dan minuman umumnya bersifat sementara dan bukan masalah serius.
Ada bisul atau infeksi
Faktor lain penyebab kembung adalah situasi dalam lambung, misalnya kerja lambung yang lambat, kontraktilitas lambung yang melambat, atau pengosongan lambung yang melambat.
"Kontraktilitas yang melambat ini dapat terjadi karena kurang berolahraga, sehingga metabolisme dalam tubuh, khususnya lambung, tidak bekerja secara efektif," ungkap Dr. Djoko.
Bisa juga ada tukak, infeksi, atau bisul di lambung. Bisul atau infeksi itu karena erosi lambung. Artinya, ada penipisan pada lambung karena obat-obatan seperti antirematik. "Obat-obatan jenis ini menipiskan lambung dan menimbuikan luka atau infeksi," tuturnya.
Faktor ketiga adalah situasi enzim di lambung. Enzim bertugas menghancurkan makanan yang masuk ke lambung. Bila keasaman lambung dan jumlah enzim pencerna berkurang, makanan tidak dapat dihancurkan secara maksimal.
Penyakit perut kembung sebenarnya dapat hilang sendiri. Caranya, kurangi konsumsi makanan yang mengandung gas seperti kol atau sawi dan masak makanan sampai matang.
Makanan yang tidak matang akan menghambat proses penghancuran di lambung. Namun, jika rasa kembung tidak hilang, dianjurkan untuk ke dokter karena mungkin saja itu tanda penyakit.
Tanda jantungan
Perut juga sering terasa kembung bila kita sedang tidak enak badan, misalnya saat masuk angin. Badan lemas dan perut bertalu-talu seperti gendang saat ditepuk adalah salah satu gejalanya. Tidak heran, kita kerap menyamakan masuk angin dengan perut kembung.
Perut kembung memang bisa terjadi bila kita masuk angin. Namun, bukan berarti masuk angin selalu ditandai oleh perut kembung.
Definisi orang tentang masuk angin berbeda-beda. Kalau udara benar-benar masuk ke tubuh, sehingga menyebabkan gas berlebihan di dalam lambung, itulah perut kembung karena masuk angin. Sebaliknya, bilabadan pegal karena masuk angin, belum tentu perut ikut kembung. Kembung terjadi bila terlalu banyak gas di dalam tubuh.
Bila kita sering "berhadapan" dengan angin, seperti mengendarai motor terus-menerus, perut berisiko jadi kembung. "Kita jadi cepat kenyang meski baru makan sedikit. Nafsu makan berkurang, dan kita sering bersendawa," katanya.
Menurut Dr. Djoko, perut kembung kadang bukan disebabkan masuk angin. Hal ini yang harus diperhatikan oleh mereka yang terlalu sering mengalami perut kembung.
Perut kembung bisa menjadi tanda kelainan jantung yang mengenai pembuluh darah LAD (Left Antirior Dicending). Kelainan ini dapat menimbulkan serangan jantung yang fatal dan berujung kematian tiba-tiba (sudden death).
"Pembuluh darah LAD jalannya searah menuju ke lambung. Jika jantung mengalami kelainan, lambung akan terasa sakit, tapi bukan maag," tutur dokter kelahiran Surabaya ini.
Di Indonesia, diperkirakan 25 persen orang yang mengalami perut kembung yang dikira masuk angin ternyata terkait penyakit jantung. Masuk angin yang menjadi pertanda penyakit jantung biasanya diikuti keringat dingin berlebih dan denyut nadi cepat, lebih dari 90 per menit.
Karena itu, jangan sepelekan perut kembung. Bisa saja itu gejala penyakit jantung.
Tip Cegah Perut Kembung
Untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat gas dalam perut, coba lakukan:
  • Identifikasi dan hindari jenis makanan yang paling sering bikin perut kembung, seperti kol, aprikot, pisang, bawang merah, brokoli, lobak merah, plum dan produk jusnya, makanan pedas, soda, bir dan minuman berkarbonasi, juga es krim dan es soda susu.
  • Kurangi makanan berlemak dan goreng-gorengan. Lemak menghambat pengosongan perut dan meningkatkan sensasi rasa kenyang dan kembung.
  • Secara berkala, kurangi makanan berserat tinggi. Lalu tambahkan jumlahnya secara bertahap jugadari minggu ke minggu. Jika Anda mengonsumsi suplemen serat, cobalah kurangi jumlahnya dan naikkan dosisnya secara bertahap. Pastikan minum 10 gelas air per hari jika Anda mengonsumsi suplemen serat.
  • Kurangi konsumsi produk susu. Pilih produk susu rendah laktosa (gula susu), seperti yoghurt.
  • Konsumsi obat pencernaan yang dijual bebas, misalnya yang dapat membantu mengurangi jumlah produksi gas.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering.
  • Makan pelan-pelan, kunyah secara baik, baru ditelan.
  • Jangan makan saat gelisah, kecewa, atau saat berlari. Cobalah makan saat santai. Makan saat stres dapat memengaruhi pencernaan.
  • Konsumsilah kapsul acidophilus atau bentuk cairan. Jika gejala perut kembung yang Anda alami akibat konsumsi antibiotik, kemungkinan Anda butuh kapsul atau cairan acidophilus untuk meredakannya. Suplemen ini akan membantu menggantikan bakteri usus halus yang menguntungkan, yang telah dimusnahkan antibiotik.
  • Minum secangkir teh pepermin. Minyak pepermin mengandung mentol yang akan meringankan keluhan nyeri lambung akibat produksi gas berlebih.
  • Cobalah simethicone. Jangan ragu mencari obat bebas yang mengandung simethicone. Simethicone membantu memecah gelembung-gelembung gas yang menyebabkan keluhan perut kembung.
Waspadai IBS
Perut kembung bisa jadi tanda irritable bowel syndrome (IBS) atau sindroma buang air besar. IBS termasuk dalam kelompok functional gastrointestinal disorders (gangguan fungsional saluran pencernaan) atau functional motility disorders (gangguan fungsional pergerakan usus).
"Penyakit ini merupakan sekumpulan gejala akibat gangguan fungsional saluran pencernaan, tapi tidak terdapat kelainan organik di sana," ungkap Dr. Djoko ketika ditemui di Jakarta Eye Center.
Kelompok gejala pada IBS berupa nyeri, perut kembung, dan gangguan buang air besar. IBS terbilang tidak mudah didiagnosis. "Diagnosisnya seringkali didasarkan pada kriteria eksklusi, yaitu ditegakkan setelah menyingkirkan semua kemungkinan adanya penyakit organik saluran pencernaan lain," ujarnya.
Berdasarkan perubahan pola buang air besar dan bentuk tinja, IBS dapat dikelompokkan dalam tiga subtipe, yakni IBS diare, IBS konstipasi, dan IBS alternating atau berganti-ganti. Pada IBS diare, pola BAB lebih dari tigakali sehari. Bentuk tinja lembek atau cair.
Diare dapat dicetuskan oleh makanan atau minuman kaya gula fruktosa atau sorbitol, minuman beralkohol, serta susu dan produk olahannya. Minum kopi berlebihan juga dapat merangsang lambung.
Pada IBS konstipasi terjadi sembelit dengan pola BAB kurang dari tiga kali seminggu dan tinja keras. Kebiasaan melewatkan sarapan, apalagi makan tanpa sayur atau buah, dapat memicu sembelit. Karena itu, pasien sembelit dianjurkan menambah asupan serat.
"Kalau IBS Alternating gejalanya terjadi diare dan konstipasi secara bergantian dari waktu ke waktu," ujarnya.
Pada sebagian pasien, makan mengakibatkan nyeri perut atau rasa kebelet BAB. Hal ini sebenarnya merupakan fenomena fisiologi gerakan usus normal setelah makan.
"Hanya karena usus lebih sensitif, reaksinya agak berlebihan. Karena itu, makanan yang terlalu berlemak sebaiknya dihindari untuk mengurangi gejala ini," katanya.
Penyebab IBS belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor diperkirakan ikut berperan, seperti gangguan fungsi usus, toleransi pola makan, dan persarafan usus. Penanganan biasanya dilakukan dengan obat maupun terapi non-obat.
Sumber :

Tips Mengobati dan Mengatasi Diare


Tips Kesehatan, Jakarta - Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya.
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besarberkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) Tips untukMengobati dan Mengatasi Diare / Mencret / Buang Air Besar.
1. Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
2. Makan Makanan Khusus
Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akanmemberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
3. Istirahat yang Cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
4. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karenavitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.
sumber :

Tips Kesehatan, Jakarta - Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya.
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besarberkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) Tips untukMengobati dan Mengatasi Diare / Mencret / Buang Air Besar.
1. Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
2. Makan Makanan Khusus
Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akanmemberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
3. Istirahat yang Cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
4. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karenavitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.

Selasa, 26 April 2011

PENGGUNAAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM MENGANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA KE KAMPUS | Teknomo | Civil Engineering Dimension

PENGGUNAAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM MENGANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA KE KAMPUS | Teknomo | Civil Engineering Dimension

MENGENAL KANKER KOLON


MENGENAL KANKER KOLON

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.
Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :
Perubahan kebiasaan buang air
Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
Perubahan wujud fisik kotoran/feses
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
Feses bercampur lendir 
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
Gejala umumnya adalah :
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
Hilangnya nafsu makan
Anemia, pasien tampak pucat
Sering merasa lelah
Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Gejala penyebarannya adalah :
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
Penderita tampak kuning
Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes) :
Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
Faktor Resiko
Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena kanker kolon :
Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 - 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.
Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
Faktor keturunan :
Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.
Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) - Polip adenomatosa familial (terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.
Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) - penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch
Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.
Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolorektal dibandingkan bukan perokok.
Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.
Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.
Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.
Bagaimana Mendeteksinya ?
Kanker kolorektal dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sehingga deteksi dini sangat berpengaruh terhadap kemungkinan sembuhnya. Bila Anda termasuk seseorang yang beresiko untuk terkena, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan screening. Pemeriksaan itu adalah :
Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.
Pemeriksaan darah dalam tinja.
Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.
Virtual Colonoscopy.
CAT Scan.
Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah.
Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
Pemeriksaan DNA Tinja.
Bagaimana Perawatannya ?
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).
Pembedahan
Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Bypass, Fecal diversion, dan Open-and-close. Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali. Biasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk tetap hidup, mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak terisi makanan / kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan penyembuhan. Apa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan individual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak sama.
Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah open-and-close, di mana dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan yang akan dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. Tindakan ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi kanker jauh sebelum diperlukan operasi.
Terapi Non Bedah
Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis (penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 2006 lalu sebuah vaksin bermerek TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon. Terapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya (penyebaran tumornya).
Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat, keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.
Sebuah Nasehat :
Bagian ini adalah dari saya pribadi, bila Anda atau keluarga Anda adalah seorang penderita kanker kolon, saran saya adalah sebagai berikut :
Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.
Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.
Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang sudah teruji.
Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda “Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati…“, dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.

sumber :
http://mozank-curhat.blogspot.com/2009/04/mengenal-kanker-kolon.html

Kanker Usus Gejala Dan Pencegahannya | Dokter Sehat

Kanker Usus Gejala Dan Pencegahannya | Dokter Sehat