Mengenai Saya

Welcome my friend ...

The place of sharing knowledge and insight for the progress of us all ...

Selasa, 02 November 2010

Ludfi Djakfar PhD : Kemacetan Makin kritis ...Kota Malang

Kemacetan Makin Kritis

Posted on 21 Juni 2008. Filed under: Headline News | Tags: , , , , , |
Macet Kota Malang
Setahun tak ada perkembangan, realisasi pembangunan jalan lintas timur (jalitim) dan jalan lintas barat (jalibar) di Kota Malang ditagih kalangan akademisi. Alasan kuatnya, kondisi kamacetan semakin kritis dan membutuhkan jalur alternatif.
Mereka memperkuat alasannya dari hasil penelitian Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang sebulan yang lalu. Titik yang kritis meliputi jalan dan simpang. Antara lain Jalan Ahmad Yani-Raden Intan, Jalan Basuki Rahmat-Oro Dowo, Jalan S. Parman-Kaliurang, Jalan WR Supratman, Jalan Satsuit Tubun, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudanco Supriadi, Jalan Sukarno Hatta, dan Jalan MT Haryono.
Ludfi Djakfar PhD, Dosen Transportasi Jurusan Sipil FT UB kemarin menerangkan, kenyamanan akan layanan sebuah jalan dinyatakan dalam satuan LOS (level of service). Menurut ilmu teknik lalu lintas, LOS ideal tidak boleh lebih dari 0,75. Apabila angka LOS melebihi 0,75, maka sebuah ruas jalan atau simpang sudah terjadi kemacetan dan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan.
Jalitim dan Jalibar Ditagih
Apabila angka LOS melebihi 0,75, katanya, diperlukan rekayasa lalu lintas. Bisa juga dilakukan pembuatan jalan baru untuk menurunkan angka LOS tersebt. Kebijakan menggalakkan model transportasi masal, juga salah satu cara menurunkan angka LOS tersebut.
“Jalitim dan jalibar juga salah satu cara menurunkan angka LOS tersebut. Sehingga tidak ada alasan jalibar dan jalitim didiamkan atau tidak direalissikan,” ungkap Ludfi.
Menurut Sekretaris Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya ini, yang bertugas untuk mengendalikan angka LOS ini adalah pemerintah. Dengan program-program lalu lintasnya, Pemkot Malang bisa dengan bebas untuk memberikan solusi atas permasalahan itu. Tentunya, solusi yang ditawarkan haruslah punya outcome (hasil) dan benefit (manfaat) yang berarti. Tidak hanya ada output (keluaran) yang lebih diartikan berupa adanya bangunan secara fisik.
Bagaimana dengan pembangunan flyover Jalan Ahmad Yani? Ludfi mengatakan manfaat flyover tidak banyak mengurangi kemacetan secara global. Terlihat dari hasil penelitian di titik-titik lain yang masih menunjukkan angka LOS tinggi. Flyover hanya memindah kemacetan ke titik yang lain.
“Ibarat memencet selang air yang ada gelembung udaranya, proyek senilai Rp 64 miliar itu hanya memindahkan gelembung ke titik lain,” katanya.
Kabag Humas Pemkot Malang Jarot Edy Sulistyono mengatakan, proyek jalitim dan jalibar akan tetap dilanjutkan. Pihak provinsi telah memberikan respons untuk membangun jalan kawasan timur. Pada 2009 ini, paling cepat adalah pembangunan jembatan Kedungkandang. Jembatan itu sebagai penghubung antara Jalan Mayjen Sungkono dan Jalan Ki Ageng Gribig.
“Kita tetap lanjutkan jalitim. Provinsi sudah mulai memberikan respons positif,” ungkap mantan Kabid Fisik dan Prasarana Bappeko ini.
(yos/ing, sumber: Jawapos, foto:bopswave.files.wordpress.com)
http://malanginfo.wordpress.com/2008/06/21/kemacetan-makin-kritis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar